Di pertengahan Juni kemarin, Bonbin Studio kedatangan penulis dari komik-komik keren seperti “Wanara”, “H2O Reborn”, dan “Journal of Terror”, yaitu Sweta Kartika. Seorang komikus, novelis, dan penulis skenario asal Kebumen yang sekarang tinggal di Bandung. Bonbiners ingin bisa menerbitkan komik sendiri? Baca artikel ini sampai habis!
Didukung Sejak Dini
Bakat menjadi komikus didapatkan Sweta dari keluarganya. Bapaknya seorang guru gambar, dan sering membuat komik pendekar. Lalu, ibunya seorang penggemar komik. Waktu kecil, ibu dari Sweta sering baca komik dari tempat penyewaan komik yang dijaga almarhum pakde Sweta.
Kalau kata Sweta sih, “saya sudah curi start sejak kecil”. Jadi tidak terlalu aneh kalau sekarang bisa menjadi komikus ternama. Yang aneh adalah kisah berikutnya.
Latar Belakang Pendidikan Yang Tidak Disengaja
Sweta berkuliah di Jurusan DKV ITB dengan cara yang tidak disengaja. Ketika ia ditolak UGM, Sweta menemukan selebaran ITB yang sudah sobek. Ia pun lalu mendaftar ke Jurusan Desain Interior, namun malah diterima di DKV. Akibatnya, Sweta kesal dan merasa salah jurusan.
Namun Bonbiners, lama kelamaan Sweta mulai cocok di DKV. Tanda-tandanya adalah Sweta mulai punya hobi menggambarkan persona teman-temannya dalam bentuk hewan! Gambarnya bisa dilihat di sini https://www.deviantart.com/transbonja.
Di masa perkuliahan ini pun Sweta mendapat pencerahan dari almarhum Profesor Primadi Tabrani untuk mencintai budaya lokal. Sesuatu yang sudah ia miliki dari keluarganya di rumah.
Awal Karir Menjadi Komikus

Sumber: www.deviantart.com/transbonja (Sweta Kartika)
Sweta memulai karirnya sebagai ilustrator buku di salah satu penerbit di Bandung, setelah sebelumnya menjadi ilustrator magang semasa kuliahnya. Lalu, Sweta mendapatkan tawaran pekerjaan di Jakarta di sebuah kantor agensi periklanan. Sesuatu yang baru baginya.
Menurut Sweta, “Tuhan bekerja dengan cara yang misterius”. Di agensi periklanan inilah Sweta mendapatkan ilmu yang belum ia kuasai, yaitu ilmu presentasi, mendagangkan karya, membuat rate card, hingga memetakan klien.
Karena merasa jenuh bekerja kantoran, Sweta bersama teman-temannya membuat Wanara Studio sebagai wahana bermain dan berkarya. Memulai dengan menjual kaos di pasar seni ITB, Wahana Studio pun masih eksis hingga sekarang.
Dua komik pertama Sweta dibuat ketika mengikuti sayembara komik “Kompilasi Koloni Jagoan”, dan mendapatkan tawaran membuat komik untuk sebuah platform komik digital. Komik yang dibuatnya adalah “The Dreamcatchers” dan “Wanara”. Kedua komik itu terbit di waktu yang sangat bersamaan sehingga menciptakan atensi publik yang sangat tinggi pada sosok Sweta.
Proses Ideasi Produk Budaya
Sekarang, nama Sweta Kartika sudah lekat dengan komikus yang mengangkat budaya lokal. Tapi Bonbiners, proses penciptaannya tidak semudah menggunakan batik sebagai kostum atau keris sebagai senjata. Dalam proses penciptaan, Sweta membagi data riset menjadi 2 lapisan.
Lapisan pertama adalah elemen yang dapat ditangkap oleh panca indera. Memang proses riset untuk mendapatkan lapisan pertama ini sangat mudah, tapi karya yang dihasilkan pun akan menjadi dangkal. Nantinya, akan banyak karya yang sama karena hasil riset yang didapatkan itu-itu saja.
Sedangkan, lapisan kedua adalah nilai. Nilai ini sangat luas. Contohnya adalah karakter tokoh, positioning, dan fitur-fitur non inderawi lainnya. Selain membuat karya lebih dalam, juga akan merangsang imajinasi kita dalam mendesain loh, Bonbiners.
Cerita di Balik H2O Reborn

Sumber: www.deviantart.com/transbonja (Sweta Kartika)
Sweta juga menceritakan mengenai proses pembuatan komik “H2O Reborn”. Versi terbaru dari komik “H2O” oleh Pandji Pragiwaksono dan Shani Budi Pandita. Riset dimulai dengan mencari nilai-nilai dari Hanoman, yaitu positioning, karakteristik, hingga alur cerita di kitab aslinya. Proses riset yang dalam pun menemukan 2 versi Kitab Ramayana, yaitu versi India dan Sri Lanka.
Setelah nilai-nilai yang didapatkan dari riset terkumpul, Sweta pun membuat timeline cerita “H2O” lama ke 75 tahun setelahnya di “H2O Reborn”. Kemudian mengubah susunan karakter. Lalu semua tokoh yang ada di H2O Reborn dibuat tidak sempurna.
Alasan dari Sweta melakukan proses-proses diatas adalah untuk memunculkan keunikan di komik ini. Keunikan itu juga muncul di cover buku tersebut yang didominasi warna putih. Hal ini membuat cover “H2O Reborn” menonjol di antara komik-komik lainnya.
Hasilnya komik “H2O Reborn” berhasil di pasaran. Terbit dalam 3 buku, dengan 7 chapter di setiap bukunya. Dengan total 21 chapter, Sweta menyelesaikan “H2O Reborn” dalam waktu 21 bulan. Kalau begitu, apakah Bonbiners siap menjadi komikus profesional?
Pengembangan Intellectual Property (IP)

Sumber: www.deviantart.com/transbonja (Sweta Kartika)
Dikutip dari situs resmi Kemenparekraf, Intellectual Property (IP) adalah karya yang lahir dari kemampuan intelektual manusia. Sweta sendiri membagi IP menjadi 2, yaitu yang berbasis karakter, satu lagi yang berbasis cerita/universe. Selama ini, Sweta membuat IP-nya menggunakan basis cerita, hampir semuanya multiple character dan tidak ada karakter utama.
Dalam mengembangkan IP, Sweta mengatakan jika audience hanya menyukai visual hingga presentasi 50%. Dan untuk membuat audience suka 100% dengan IP yang kita buat adalah dengan cerita yang menarik. Selain itu, Sweta menyarankan jangan langsung membuat satu universe yang luas. Kuatkan satu universe, baru dikembangkan lebih luas lagi. Sweta mengibaratkan pengembangan IP ini sebagai sebuah maraton, bukannya lari sprint.
Selain itu, Sweta juga memberikan formula yang digunakan dalam setiap cerita Doraemon. Formulanya adalah problem -> solusi -> unexpected event (kegegabahan) -> konsekuensi. Formula ini dirasa efektif, buktinya Doraemon terus menggunakan formula ini bertahun-tahun tanpa membuat kita semua bosan
Diskusi dengan Sweta isinya menarik semua kan? Sekarang, Bonbiners sudah kenal dengan proses pembuatan komik hingga pengembangan IP.
Karya yang Menjadi Bisnis Besar

Sumber: www.deviantart.com/transbonja (Sweta Kartika)
Bonbiners, sudah tahu belum kalau IP adalah bisnis yang sangat besar? Contoh terkenalnya adalah Hello Kitty dan Doraemon. Kedua IP itu masih selalu menarik bagi para penggemarnya sejak bertahun-tahun yang lalu.
Perputaran bisnis IP mencakup bidang yang sangat luas. Di antaranya adalah penjualan merchandise, penjualan hak siar, juga kerja sama lisensi. Jika berhasil membangun fans yang kuat, IP dapat memberikan keuntungan finansial kepada pemiliknya.
Lalu, ada kabar gembira bagi Bonbiners! Bonbin Studio memiliki jasa pengembangan IP. Dengan para ahli yang kami miliki, Bonbin Studio dapat membantu Bonbiners dalam menciptakan karakter dan universe-nya, hingga pembuatan serial animasi dan film animasi panjang.
Bonbiners punya ide brilian? Ayo kembangkan bersama Bonbin Studio! Hubungi kami sekarang!
Comment