Bonbiners, pasti kenal dengan istilah anime kan? Anime adalah produk animasi Jepang yang sangat terkenal, bahkan sampai seluruh dunia.
Tapi tentunya, animasi diproduksi oleh hampir seluruh negara di dunia, bahkan Indonesia. Tapi bagaimana bisa anime atau animasi Jepang lebih terkenal dibanding animasi dari negara lain?
Sebelum Bonbiners penasaran lebih banyak lagi, pertama-tama yuk kita bahas dulu tentang sejarah animasi Jepang!
Sejarah Anime Jepang
Sumber: Katsudo Shashin/pingmag.jp
Banyak artikel dan tulisan yang membahas tentang kapan dan bagaimana animasi Jepang pertama kali muncul. Setelah dibaca, animasi Jepang muncul pertama kali sejak awal abad 20, yaitu di tahun 1907.
Animasi Jepang disebut berawal dari Katsudo Shashin atau memiliki arti Gambar Bergerak, sebuah anime yang hanya berdurasi 3 detik.
Lalu, setelah Perang Dunia II, muncul sebuah tayangan anime hitam putih berdurasi 74 menit pada 1945. Anime tersebut berjudul Momotaro: Umi no Shinpei. Baru setelah Perang Dunia II, tayang sebuah anime di Jepang yang kita kenal dengan Astro Boy, yang tayang sejak 1 Januari 1963.
Astro Boy menjadi animasi Jepang pertama yang sangat populer, bahkan sampai diterjemahkan ke Bahasa Inggris, untuk ditayangkan di Amerika Serikat.
Mulai Populer di Indonesia
Pada tahun 1970, anime pertama di Indonesia ditayangkan di TVRI (Televisi Republik Indonesia), saluran televisi satu-satunya saat itu. Anime tersebut berjudul Wanpaku Omukashi Kumu Kumu, yang tayang pada sore, pukul 17.30 WIB.
Setelah muncul saluran televisi lainnya, baru pada tahun 1991 RCTI (Rajawali Citra Televisi Indonesia) menayangkan anime Doraemon di setiap hari Minggu pagi. Doraemon sangat populer di Indonesia, karena bukan hanya disukai oleh anak-anak, tapi juga orang dewasa.
Lalu, di tahun 1995, muncul anime yang ditayangkan oleh Indosiar. Anime tersebut adalah Dragon Ball, yang disukai oleh remaja bahkan dewasa, dengan ceritanya yang menarik dan cukup kompleks.
Setelah itu, di era 2000-an, semakin banyak anime yang populer di Indonesia. Contohnya Let’s & Go, Chibi Maruko Chan, Hamtaro, P-Man, One Piece, Yu-Gi-Oh!, Beyblade, Digimon Adventure, Detective Conan, dan masih banyak lagi.
Mengenal Produksi Anime Jepang
Anime semakin terkenal dan populer, bahkan hingga sekarang di tahun 2022 ini. Mulai bermunculan berbagai judul anime, bahkan sampai mengadaptasi banyak kebudayaan di dunia.
Bonbiners jadi penasaran gak, gimana sih alur produksi dari sebuah anime? Terus, bagaimana dengan harganya, ya?
Produksi animasi Jepang dimulai dengan menggambar sebuah konsep karakter yang nantinya akan dibuat. Lalu, akan ada sedikit uji animasi, untuk menentukan konsep dari background, lighting, dan gaya dari animasi tersebut. Di akhir, ada penentuan keseluruhan mood dan warna untuk menyesuaikan dengan cerita.
Setelah tahap awal selesai, masuk ke tahap selanjutnya yaitu pembuatan storyboard. Pada fase ini akan dibuat detail gerakan dan komposisi yang nantinya menjadi referensi untuk proses animasi.
Selanjutnya, masuk ke tahap animasi. Pada tahap ini barulah sebuah gerakan dari gambar yang ada dianimasikan secara nyata. Biasanya, ada sekitar 24 sampai 31 frames dalam satu detik untuk sebuah anime. Dan setiap frames ini setidaknya harus digambar secara bertahap.
Pada tahap inilah sebuah proyek animasi Jepang memakan banyak waktu dan menjadi bagian paling mahal dalam pembuatannya.
Akhirnya, masuk ke tahap terakhir yaitu tahap penyuntingan atau edit. Pada tahap ini, semua adegan animasi di-edit, koreksi warna detail dan efek akhir, serta musik hingga voice over akan ditambahkan.
Tahapan-tahapan ini masih dijelaskan secara sederhana. Sebenarnya, kalau dijelaskan lebih detail lagi, bisa sampai berhalaman-halaman lho, Bonbiners!
Berapa Biaya Pembuatan Anime Jepang?
Sumber: Shirobako/animenewsnetwork.com
Setelah Bonbiners kenal dengan proses produksi animasi Jepang, lalu penasaran gak sih berapa biaya yang dibutuhkan untuk membuat sebuah anime?
Banyak faktor yang harus diperhatikan dalam sebuah pembuatan animasi. Faktor tersebut antara lain, anime apa yang sedang dibuat, siapa animator yang membuatnya, program apa saja yang digunakan, siapa voice actor yang menjadi pengisi suaranya, dan masih banyak lagi.
Menurut data, harga anime termahal yang pernah dibuat adalah 20 Juta US Dollar atau sekitar 300 Triliun Rupiah. Dan untuk sebuah film anime termahal, memakan biaya 49,3 Juta US Dollar atau sekitar 750 Triliun Rupiah. Wow sekali ya Bonbiners!
Berdasarkan data dari Crunchyroll, untuk produksi sebuah anime berdurasi 30 menit, dapat memakan biaya sebesar 11 Juta Yen, atau sekitar 1,2 Miliar Rupiah. Bagaimana menurut Bonbiners?
Semua faktor yang ada dalam sebuah anime memang punya harga dan nilainya masing-masing. Proses produksi yang tidak sebentar, waktu yang dibutuhkan, serta keterampilan tinggi, menjadi faktor utama karya anime Jepang dapat sepopuler sekarang.
Menyaingi Industri Anime Jepang
Sumber: Kegiatan pra produksi animasi/Bonbin Studio
Lalu, apakah industri animasi Indonesia dapat menyaingi industri anime Jepang? Hal ini telah menjadi pembahasan pada artikel sebelumnya, yaitu Membangun Industri Animasi di Negeri Penuh Imajinasi.
Intinya, bukan tidak mungkin industri animasi Indonesia dapat menyaingi industri anime Jepang, bahkan bisa lebih populer. Kembali kepada para pekerja animasi yang makin rajin berkarya, dan para penikmat animasi yang mengapresiasi setinggi-tingginya karya animasi Indonesia.
Tetap mau belajar hal baru, tetap berani untuk bereksplorasi di dunia animasi Indonesia. Tidak perlu takut, tidak perlu sungkan, karena semua bisa didapat kalo kita semua mau belajar.
Animasi memang bisa dibilang konten video yang paling menarik untuk semua kalangan. Dengan animasi, hal yang kadang rumit dan kompleks seperti video campaign atau produk, bisa dibuat sederhana dan mudah dipahami.
Bonbin Studio juga menjadi salah satu studio animasi yang mendukung berkembangnya industri animasi di Indonesia. Bonbin Studio telah mengerjakan berbagai proyek animasi untuk berbagai kebutuhan, lho!
Yuk, saatnya berkarya bersama Bonbin Studio! Hubungi kami segera!
Comment